This temple is an ancient building complex that is divided into two, namely the Plaosan Lor Temple complex (north) and the Plaosan Kidul Temple complex (south). In the northern part of the complex there is still an open hallway with several Buddhist statues. The two main temples are surrounded by 116 ancillary stupas and 50 ancillary temples. In each main temple there are 6 statues / statues, this is a Buddhist temple but the architectural style is a blend of Buddhism and Hinduism.
South Induk Temple was restored in the 1990s. The temple which is located on the left is called North Induk Temple with reliefs depicting female figures, and the temple located on the right is called South Induk Temple with reliefs depicting male figures. Plaosan Temple which is a Buddhist temple by experts is estimated to have been built during the reign of Rakai Pikatan from the Hindu Mataram Kingdom in the early 9th century AD. In the inscription it was stated that Plaosan Lor Temple was built by Queen Sri Kahulunan, with the support of her husband. According to De Casparis, Sri Kahulunan is the title of Pramodhawardani, daughter of King Samarattungga of the House of Syailendra. The Princess, who converted to Buddhism, married Rakai Pikatan from the Sanjaya dynasty, who embraced Hinduism. This inscription says that the Plaosan temple was built by Ratu Sri Kaluhuran which was fully supported by her husband. Sri Kaluhuran himself is a Pramodyawardhani title for a daughter of King Samaratungga of the House of Syailendra who embraces Buddhism who is married to the Hindu Sanjaya dynasty, Rakai Pikatan. This Plaosan temple is a witness of the sacred bonds of love shown by both. Where, from the beginning these two families did not approve of their relationship. Until, they also try to share various kinds of ways so that the families of both parties bless it.
Candi ini merupakan sebuah kompleks bangunan kuno yang terbagi menjadi dua, yaitu kompleks Candi Plaosan Lor (utara) dan kompleks Candi Plaosan Kidul (selatan).Di bagian utara kompleks terdapat masih selasar terbuka dengan beberapa arca buddhis. Kedua candi induk ini dikelilingi oleh 116 stupa perwara serta 50 buah candi perwara.Pada masing-masing candi induk terdapat 6 patung/arca,ini adalah candi Buddha tetapi gaya arsitekturnya merupakan perpaduan antara agama Buddha dan Hindu.
Candi Induk Selatan dipugar pada tahun 1990-an.Candi yang terletak di sebelah kiri dinamakan Candi Induk Utara dengan relief yang menggambarkan tokoh-tokoh wanita, dan candi yang terletak di sebelah kanan dinamakan Candi Induk Selatan dengan relief menggambarkan tokoh-tokoh laki-laki.Candi Plaosan yang merupakan candi Buddha ini oleh para ahli diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Hindu awal abad ke-9 M.Dalam prasasti tersebut dinyatakan bahwa Candi Plaosan Lor dibangun oleh Ratu Sri Kahulunan, dengan dukungan suaminya. Menurut De Casparis, Sri Kahulunan adalah gelar Pramodhawardani, putri Raja Samarattungga dari Wangsa Syailendra. Sang Putri, yang memeluk agama Buddha, menikah dengan Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya, yang memeluk agama Hindu.Prasasti ini mengatakan bahwa candi Plaosan dibangun oleh Ratu Sri Kaluhuran yang didukung penuh oleh sang suami. Sri Kaluhuran sendiri adalah gelar Pramodyawardhani untuk seorang putri dari Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra yang menganut agama Buddha yang bersuami dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu yaitu Rakai Pikatan.Candi Plaosan ini adalah sebuah saksi dari ikatan cinta yang suci yang ditunjukan oleh keduanya. Dimana, sejak awal kedua keluarga ini tidak menyetujui hubungan mereka. Hingga, mereka pun mencoba berbagi macam cara agar keluarga kedua belah pihak merestuinya.